PROPOSAL PENELITIAN
NILAI EDUKATIF DALAM CERPEN ASH-SHBIYUL A'RAJ
KARYA TAUFIQ YUSUF 'AWWAD
Disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester Metode Penelitian Sastra
Dosen Pengampu : Yulia Nasrul Latifi
Disusun oleh :
Dauatul Mutalalaah
13110013
BAHASA DAN SASTRA ARAB
FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karya sastra merupakan ciptaan yang disampaikan secara
komunikatif tentang maksud penulis untuk tujuan estetika. Karya-karya tersebut
biasanya menceritakan sebuah kisah yang
didalamnya mengandung berbagai macam nilai kehidupan. Nilai kehidupan tersebut
diantaranya nilai ketuhanan, nilai agama, nilai moral, nilai budaya, nilai sosial,
nilai psikologis, nilai estetika dan nilai pendidikan (edukatif).
Selain mengandung nilai-nilai kehidupan, menurut
Sapardi Djoko Damono karya sastra juga
mempunyai fungsi. Salah satunya berfungsi
untuk mengkomunikasikan ide dan menyalurkan pikiran serta perasaan
estetis manusia pembuatnya. Ide itu disampaikan melalui amanat yang ada dalam
sebuah karya sastra. Selain ide, dalam sastra terdapat deskripsi berbagai peristiwa, gambaran psikologis dan berbagai
dinamika penyelesaian masalah. Hal ini dapat menjadi sumber pemikiran dan
inspirasi bagi pembacanya. Konflik-konflik yang digambarkan dalam karya sastra
memberikan kesadaran pada pembaca bahwa hal itu dapat terjadi dalam kehidupan
nyata dan dialami langsung oleh pembaca. Kesadarannya itu membentuk semacam
kesiapan dalam diri untuk menggapai kondisi social yang terjadi di masyarakat.
Karya sastra juga berguna bagi pembacanya sebagai media hiburan.
Dalam penelitian ini peneliti
lebih condong terhadap permasalahan nilai edukatif (pendidikan) yang
terkandung dalam cerpen Ash-Shabiyul A’raj dengan menggunakan Teori Abrams. Peneliti tertarik dengan kisah yang terjadi
dalam cerpen Ash-Shabiyul A’raj. Karena cerpen tersebut menggambarkan tentang kehidupan
khalil yang begitu mencekam, menyedihkan dan menyulitkan. Khalil dikenal
sebagai si pincang, karena memang kakinya pincang. Khalil merupakan seorang
pengemis yang dicerca dunia. Ia didera oleh kehidupan bagaikan air ludah yang
berserakkan di trotoar yang dikerumuni oleh lalat-lalat yang menjijikkan. Pada
waktu meminta-minta (mengemis), ia hanya diam membisu, selalu tersenyum pahit
yang penuh duka. Kedua kelopak matanya yang berkedip-kedip memberikan isyarat
tentang seribu satu misteri masa kanak-kanaknya terlantar. Ia menjulurkan
tangannya meskipun hanya setengah karena kemisikinan yang dideritanya. Kemudian
kehidupan Khalil selalu diwarnai dengan kekerasan yang dilakukan oleh pamannya
sendiri (Ibrahim). Dengan demikian, cerpen Ash-Shabiyul A’raj merupakan sebuah
cerita yang didalamnya mengandung nilai edukatif bagi pembacanya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana nilai edukatif yang terkandung dalam cerita Ash-Shabiyul
A’raj?
C. Tujuan Penelitian
Mengungkapkan nilai edukatif dalam cerita Ash-Shabiyul A’raj.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
manfaat bagi pembacanya, baik bersifat praktis maupun teoritis.
1. Manfaat Praktis
Untuk mengetahui nilai edukatif dalam cerpen
Ash-Shabiyul A’raj.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya teori,
metode, pendekatan dan teknik tentang sastra.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini memuat uraian sistematis tentang
hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tedahulu yang ada kaitannya
dengan masalah yang akan atau sedang diteliti. Kajian terhadap hasil penelitian
terdahulu terdapat dalam buku penelitian sastra (Dr.Sangidu, M.Hum). Dalam buku
tersebut terdapat sebuah contoh proposal yang berjudul “Cerita Pendek
Ash-Shobiyul A’raj Karya Taufiq Awwad: Terjemahan dan Analisis Struktural”.
Namun dalam proposal tersebut tidak dicantumkan nama penelitinya. Dengan demikian,
proposal ini berbeda dengan proposal sebelumnya.
B. Landasan Teori
1. Nilai edukatif dalam karya sastra
Nilai pendidikan (nilai edukatif) merupakan batasan segala sesuatu
yang mendidik ke arah kedewasaan, bersifat baik maupun buruk sehingga berguna bagi
kehidupannya yang diperoleh melalui proses pendidikan. Proses pendidikan bukan
berarti hanya dapat dilakukan dalam satu tempat dan suatu waktu. Dihubungkan
dengan eksistensi dan kehidupan manusia, nilai-nilai pendidikan diarahkan pada
pembentukan pribadi manusia sebagai makhluk individu, sosial, religius, dan
berbudaya. Macam-macam nilai pendidikan (edukatif)
yaitu :
1. Nilai pendidikan religious
Religi merupakan suatu kesadran yang
menggejala secara mendalam dalam lubuk hati manusia sebagai human nature.
Religi tidak hanya menyangkut segi kehidupan secara lahiriah melainkan juga
menyangkut kehidupan keseluruhan diri pribadi manusia secara total dalam
integritasnya hubungan ke dalam keesaan tuhan. Nilai-nilai religious bertujuan
untuk mendidik manusia agar lebih baik menurut tuntunan agama dan selalu ingat
kepada tuhan. Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah karya sastra dimaksudkan
agar pembaca mendapat renungan-renungan batin dalam kehidupan yang bersumber pada
nilai-nilai agama.
2. Nilai pendidikan moral
Moral merupakan kemampuan seseorang
membedakan antara yang baik atau buruk. Nilai moral dalam karya seni bertujuan
untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai etika merupakan nilai baik
buruk suatu perbuatan, apa yang harus dihindari dan apa yang harus dikerjakan
sehingga tercipta suatu tatanan hubungan manusia dalam masyarakat yang dianggap
baik, serasi dan bermanfaat bagi orang itu, masyarakat, lingkungan dam alam
sekitar. (Hasbullah (dalam Amalia, 2010)).
3. Nilai pendidikan social
Kata
“sosial” berarti hal-hal yang berkenaan dengan masyarakat/ kepentingan umum.
Nilai pendidikan sosial merupakan hikmah yang dapat diambil dari perilaku
sosial dan tata cara hidup sosial. Perilaku sosial berupa
sikap seseorang terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya yang ada
hubungannya dengan orang lain, cara berpikir dan hubungan sosial bermasyarakat
antar individu. Nilai pendidikan sosial yang ada dalam karya seni dapat dilihat
dari cerminan kehidupan masyarakat yang diinterpretasikan (Rosyadi, dalam
Amalia, 2010). Nilai pendidikan sosial akan menjadikan manusia sadar akan
pentingnya kehidupan berkelompok dalam ikatan kekeluargaan antara satu individu
dengan individu lainnya.
4. Nilai pendidikan budaya
Nilai-nilai
budaya merupakan
sesuatu yang dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau
suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku
bangsa lain. Sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik pada
suatu masyarakat dan kebudayaannya. Nilai budaya merupakan tingkat yang paling
abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar
diganti dengan nilai budaya lain dalam waktu singkat. (Rosyadi, dalam Amalia,
2010).
2. Teori Abrams
Dalam bukunya yang berjudul The Mirror and The Lamp
(1971), Abrams mengetengahkan teori Universe-Nya. Melalui teori Universe, dapat
diketahui bahwa: pertama, ada karya sastra (karya seni). Kedua, ada pencipta
(pengarang) karya sastra. Ketiga, ada semesta (alam) yang mendasari lahirnya
karya sastra. Keempat, ada penikmat karya sastra (pembaca). Kemudian menurut
Abrams ada empat pendekatan dalam kajian sastra, yaitu :
1. Pendekatan Objektif
Pendekatan
objektif merupakan suatu pendekatan yang hanya menyelidiki karya sastra itu
sendiri tanpa menghubungkan dengan hal-hal di luar karya sastra.
Menurut
Goldmann studi karya sastra harus dimulai dengan analisis struktur, diantaranya
menganalisis struktur kemaknaan yang dapat mewakili pandangan dunia penulis,
tidak sebagai individu, tetapi sebagai struktur mental transindividu dari
sebuah kelompok sosial atau wakil golongan masyarakatnya. Atas dasar pandangan
dunia penulis, peneliti karya sastra dapat membandingkan dengan data-data dan
anlisis keadaan sosisal masyarakat bersangkutan.
2. Pendekatan Ekspresif
Pendekatan
ekspresif adalah pendekatan dalam kajian sastra yang menitikberatkan kajianya
pada ekspresi perasaan atau tempramen penulis (Abrams, 1981: 189). Informasi
tentang penulis memiliki peranan yang sangat penting dalam kajian dan apresiasi
sastra. Penilaian terhadap karya seni ditekankan pada keaslian dan kebaruan
(Teew, 1984: 163-165).
3. Pendekatan Mimetik
Pendekatan mimetik adalah pendekatan kajian sastra yang
menitik beratkan kajianya terhadap hubungan karya sastra dengan kenyataan di
luar karya sastra (Abrams, 1981: 189).
4. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan
pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang menitikberatkan kajiannya terhadap
peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati karya sastra. Pembaca
memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan sebuah karya merupakan
karya sastra atau bukan.
Horatius
dalam art poetica menyatakan bahwa tujuan penyair ialah berguna atau
memberi nikmat, ataupun sekaligus memberikan manfaat dalam kehidupan. Dari
pendapat inilah dimulai pendekatan pragmatik.
Dikutip
dari Wahyudi Siswanto, 2008: 181-191).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Penelitan
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah nilai
edukatif dalam cerpen Ash-Shabiyul A’raj karya Taufiq Awwad.
B. Metode
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor
1975:5). Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan nilai edukatif dalam cerpen
Ash-Shabiyul A’raj.
C. Pendekatan
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan pragmatic. Pendekatan pragmatic merupakan pendekatan kajian sastra yang menitik beratkan
kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima, memahami, dan menghayati
karya sastra. Tujuan menggunakan pendekatan ini adalah untuk mengungkapkan
nilai edukatif dalam cerpen Ash-Shabiyul A’raj dengan cara membaca karya tersebut
sehingga nilai edukatifnya dapat terungkap.
D. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik
dokumentasi. Teknik dokumentasi
digunakan sebagai pengumpul data apabila informasi yang dikumpulkan bersumber
dari dokumen, seperti : buku, jurnal, surat kabar, majalah, laporan kegiatan,
notulen rapat, daftar nilai, kartu hasil studi, transkrip, prasasti dan yang
sejenisnya. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah buku-buku yang
berkaitan dengan objek penelitian serta data-data dari internet yang memiliki
hubungan dengan objek penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah teknik analisis kualitatif. Teknik ini merupakan data yang
dikumpulkan hanya sedikit dan bersifat uraian yang tidak bisa diubah ke dalam
bentuk angka. Dengan teknik ini peneliti bermaksud untuk menguraikan nilai
edukatif dalam cerpen Ash-Shabiyul A’raj.
F. Teknik Penyimpulan
Teknik
penyimpulan menggunakan metode penyajian informal, yaitu metode
penyajian data berupa perumusan dengan kata-kata biasa(Sudaryanto,1993:145).
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan penelitian sangat penting,
karena dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai langkah-langkah penelitian
sekaligus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Sistematikanya
adalah sebagai berikut :
Bab I berisi
pendahuluan yang terdiri dari : Latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian.
Bab II berisi
kajian pustaka dan landasan teori.
Bab III berisi
metode penelitian yang terdiri dari : objek penelitian, metode, pendekatan, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, teknik penyimpulan dan sistematika
penulisan.
Bab IV berisi
pembahasan dan analisis nilai edukatif dalam cerpen Ash-Shabiyul A’raj.
Bab V berisi
penutup yang mencakup kesimpulan dan saran.
https://pbingfkipunlam.wordpress.com/2008/10/08/karya-sastra-menurut-teori-abrams/
Moehnilabib,dkk.1997.
Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Lembaga Penelitian IKIP
Malang.
Moleong,Lexy
J.2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sangidu.2007.Penelitian
Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik dan Kiat.Yogyakarta: Seksi
Penerbitan Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu Budaya UGM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar